Kuliah, LDR dengan orang tua

Kali ini aku ingin sharing tentang kenapa aku memilih untuk kuliah di kampus IPB
Dahulu aku merupakan siswa di salah satu SMA negeri di Kota Madiun, aku memiliki minat di bidang sains, dimana aku sangat tertarik pada bidang kesehatan. Kesehatan di sini bukan yang seperti bidan, perawat, ataupun dokter. Jadi aku lebih tertarik belajar mengenai pengetahuan tentang perkembangan ilmu di dunia kesehatan. Ah, gimana yaa jelasinnya.. pokoknya aku pengen belajar bidang kesehatan tapi gak meriksa orang sakit. 
Aku mencari cari jurusan apa saja yang belajar mengenai dunia kesehatan, namun tidak berhubungan dengan orang sakit (sebenernya aku tertarik dengan jurusan kedokteran, tapi aku juga harus mempertimbangkan biaya kuliah kedokteran yang mahal). Aku sering mendengar jurusan kesehatan masyarakat.. Nah sepertinya cocok nih... Aku list universitas mana saja yang membuka jurusan kesehatan masyarakat. Nah, aku udah memantapkan pilihan...

Saat-saat masa pemilihan kampus ini, aku selalu sharing dengan ayah dan ibuku. Aku selalu menceritakan apa saja informasi yang aku peroleh mengenai kampus negeri beserta jurusannya. Ketika aku utarakan keinginanku untuk mengambil jurusan kesehatan masyarakat, ayahku kurang begitu setuju... Aku juga tidak mengerti kenapa waktu itu aku gak ngeyel untuk tetap memilih jurusan itu. Aku menuruti nasihat ayahku.. Akhirnya aku mencari cari lagi apa jurusan yang menurutku menarik dan tentunya belajar tentang kesehatan...
Aku mendengar ada jurusan "biokimia"
Hmmmmmm.... sepertinya menarik nih....
Aku mencari cari apa itu jurusan biokimia, universitas mana yang membuka jurusan itu...
Dan aku akhirnya dapat informasi itu,, biokimia untuk program sarjana hanya ada di IPB

Akhirnya aku utarakan lagi niatku untuk melanjutkan kuliah di IPB
Awalnya ayah dan ibuku setuju setuju aja,, cuma ibuku merasa berat, karena Bogor itu jauuh
Waktu terus berjalan, pilihanku masih tetap disitu... Saat kelas 3 SMA, aku mengikuti les mata pelajaran matematika, fisika, kimia di salah satu tempat les yang sangat terkenal di kalangan anak SMA, dan itu hanya dimentori oleh 1 orang guru saja.. disini aku mendapat motivasi untuk melanjutkan kuliah di 5 univ besar di Indonesia, yaitu ITB, UI, UGM, IPB, dan Unair, aku juga tidak mengerti kenapa menurut beliau yang masuk dalam 5 top univ versi beliau adalah itu... O ya beliau ini orangnya sangat cerdas, dan merupakan alumni ITB.... dari situlah, aku termotivasi untuk bisa masuk di 5 univ itu.. dan dari sinilah muncul keinginanku masuk biokimia..

Tapi memang untuk menentukan pilihan jurusan itu gak mudah, pasti kebanyakan orang akan bertanya, kalo kuliah di jurusan ini, kerjanya dimana??? Aku dulu tidak terlalu fokus di pertanyaan ini,, hehehe,, aku lebih fokus ke hal hal yang menurutku menarik dan aku merasa mampu untuk mengambil jurusan itu.. Ya aku berpikir, kalo semisal aku kurang mampu di bidang perhitungan dan kurang begitu tertarik, pasti bakal tersiksa untuk masuk jurusan jurusan yang berkutat pada perhitungan, seperti teknik, matematika, maupun fisika....

Seiring berjalannya waktu, muncul penolakan penolakan dari keluarga, terutama dari ayah.. Ayahku tidak setuju dengan pilihanku, padahal awalnya setuju setuju aja lho,, mungkin ayahku gak mengira kalo aku seserius ini... Menurut ayahku, Bogor itu jauh, gak ada saudara disana, biaya hidup mahal, dan pasti kuliahnya juga mahal.. Aku disuruh untuk memilih kuliah di daerah Malang, Surabaya, Solo, dan Jogja... Hmmm... aku dulu juga kurang tertarik untuk kuliah di daerah Jawa Timur, karena aku berasumsi, kalo aku kuliah disana, pasti ketemu orang-orang yang sama, karena kebanyakan teman-temanku ingin kuliah yang deket deket aja.. awalnyaaa pikiranku sangat idealis, pengen bisa hidup mandiri, kalo aku kuliah di Malang, Surabaya, Solo, Jogja, pasti bakal sering ditengokin ayah sama ibu, jadi aku ingin yang jauh, biar mandiri (padahal setelah kuliah di Bogor jadi sering homesick..kwkwkwkwkw)..

Setelah menjalani masa masa menjadi seorang mahasiswa perantau,, aku bisa merasakan begitu banyak hal yang mengubah hidupku dan cara berpikirku..
Keluarga merupakan hal yang sangaaat sangaaat penting, bayangin aja aku hanya bisa pulang 6 bulan sekali untuk bertemu dengan orang tua serta kakakku.. dan lagi, keluargaku tidak pernah menjengukku selama 4 tahun aku berkuliah. Ibu hanya menemaniku disaat daftar ulang saja. Jadi pulang kampung merupakan waktu yang sangat berharga, yang sayang untuk dilewatkan.
Meskipun mereka jauh, support dari ayah ibu sangaaat berpengaruh bagiku dalam menjalani dunia perkuliahan... apapun itu, kalo udah diridhoi oleh ayah dan ibu, pasti urusannya jadi terasa gampang.. seriusan lo,,
disaat sakit, pikiran penuh tekanan, semangat dan doa orang tua itu sangat manjur sebagai obat..
pernah nih saat aku UAS, pikiranku kacaau banget, stresss, gak bisa tidur malem, siang juga gak bisa, jantung berdebar debar, aku curhat ke ibuku,, aku mendengar suara beliau aja, aku bisa tidur... kwkwkwkwkw... untungnya setelah UAS adalah masa liburan, pulang ke kampung langsung sembuh deh insomnianya :D

Aku benar benar merasakan hidup mandiri, dimana aku hanya bisa mengandalkan teman temanku yang super baik, karena aku gak punya saudara di daerah jabodetabek sekalipun.. emejing kan?? hehehe
Sebenernya isi konten curhatanku ini gak sesuai sama judulnya, tapi intinya, jangan takut untuk merantau, karena dengan merantau kamu bakal bisa merasakan nikmatnya pulang kampung




Komentar

Postingan Populer